|
Rumah Kaki Seribu |
Saya baru saja berkunjung ke Pegunungan Arfak selama 5 hari 4 malam. Selama di sana, saya bertemu dengan penduduk setempat yang tinggal di sekitar Danau Anggi. Saya juga sempat menginap selama beberapa hari di rumah tradisional mereka yang dikenal dengan nama Rumah Kaki Seribu. Suhu udara di sana sangat dingin sekali dan bahkan bisa mencapai di bawah 15 derajat Celcius. Tentu saja saya menggigil kedinginan di malam hari. Di dalam rumah tradisional ini, masyarakat asli Papua tersebut menyalakan api yang berfungsi untuk memasak makanan sekaligus menghangatkan ruangan. Sayang sekali rumah tradisional ini tidak memiliki cerobong asap. Saat api menyala, asap akan mengisi seluruh ruangan. Mata saya dan kawan-kawan yang naik dari kota Manokwari terasa pedih sekali.
Rumah tradisionalnya sederhana sekali tapi saya merasakan kenangan indah selama menginap beberapa hari dengan penduduk setempat. Mereka baik sekali dan memperlakukan kami sebagai bagian dari anggota keluarga.
Agar pembaca bisa memiliki gambaran mengenai seperti apa rumah kaki seribu tersebut, saya telah membuat sketsa digital menggunakan aplikasi Autodesk Sketchbook.