Translate

Tuesday, January 16, 2018

Hibiscus Merah dan Kupu-kupu

Saya baru saja upload sebuah gambar di Toko Online Alam Lestari di tees.co.id. Gambar tersebut adalah Bunga Hibiscus Merah yang dikenal juga dengan nama Kembang Sepatu dan Kupu-kupu.
Di saat sinar mentari bersinar dengan cerahnya di pagi hari, bunga-bunga liar yang ada di alam mulai menarik serangga untuk datang menghisap madu. Salah satu yang datang ke bunga Hibiscus adalah Kupu-kupu. Ini adalah proses alam yang terjadi setiap hari.
Gambar ini bisa diperoleh dalam berbagai produk seperti kaos wanita seperti pada foto yang tertera di bawah ini. Untuk memesannya, pembaca dipersilahkan untuk klik foto tersebut.
 Hibiscus Merah dan Kupu-kupu
Baik kupu-kupu maupun bunga hibiscus tadi memainkan peranan penting di lingkungan. Oleh karena itu, kita wajib menjaganya.
Gambar di atas, saya buat menggunakan aplikasi Autodesk Sketchbook Pro. Aplikasi ini memungkinkan saya menggambar di mana saja dan kapan saja. Aplikasi Sketchbook agak berbeda dengan software lain yang biasa saya pakai yakni inkscape. Secara teknis, Autodesk Sketchbook berbasis bitmap sedangkan Inkscape berbasis vektor. Seniman memerlukan stylus jika ingin menggambar menggunakan Sketchbook. Proses menggambarnya lebih intuitif dibandingkan dengan Inkscape. Meskipun Inkscape lebih kaku, kualitas gambar yang dicapai sangatlah bagus.

Monday, January 15, 2018

Gambar Vektor Cendrawasih Merah

Beberapa waktu lalu saya menggambar burung Cendrawasih Merah jantan (Paradisaea rubra) menggunakan software inkscape. Burung ini saya lihat di daerah selatan Pulau Waigeo. Untuk menonton burung itu, saya harus bangun pagi-pagi sekali sekitar jam 05.00. Seorang pemandu lokal menemani saya mendaki bukit yang agak terjal selama kurang lebih 1 jam. Setelah tiba di lokasi, ternyata ada panggung yang tingginya sekitar 5 meter untuk para pengamat burung. Saya dipersilahkan naik untuk melakukan pengamatan.
Burung Surga Merah di Raja Ampat
Baca juga:
Saat matahari mulai bercahaya di Timur, burung-burung jantan mulai berteriak memanggil betina-betina mereka. Ketika cendrawasih betina telah tiba, cendrawasih jantan mulai berdansa menunjukkan keindahan bulu mereka yang berwarna kuning, coklat, hijau dan merah.
Ada hal yang cukup menarik jika kita mencoba mengamati pose burung jantan. Sering posisi kepala berada di bawah dan ekor di atas. Ini tentunya gaya berdansa yang sulit sekali. Namun demikian Cendrawasih Jantan Raja Ampat tersebut tetap memperagakan kepiawaiannya di batang pohon yang tak berdaun.
Gambar Vektor Cendrawasih Merah
Saya membuat gambar vektor Cendrawasih Merah Raja Ampat ini untuk menarik kepedulian pembaca tentang pentingnya melestarikan burung surga tersebut. Populasinya semakin berkurang karena perburuan liar, penebangan hutan, pengalihfungsian hutan menjadi kebun, jalan raya serta kawasan pemukiman masyarakat. Semoga Burung Surga Merah Raja Ampat ini bisa terus bertahan hidup di habitatnya selama-lamanya.
Pembaca bisa memperoleh gambar ini dalam sejumlah produk seperti: T-shirt, Tote Bag dan Case untk Ponsel.

Thursday, July 20, 2017

Burung Cendrawasih Merah

Ini adalah sketsa sepasang burung Cendrawasih Merah di hutan Mamdifu, kawasan timur laut dari Pulau Waigeo - Kepulauan Raja Ampat. Dalam bahasa Inggris (dan Latin) burung ini disebut Red Bird of Paradise (Paradisaea rubra). Saya melihat burung ini ketika sedang memandu 3 orang wisatawan India yang khusus datang dari negara mereka untuk melihat burung-burung surga di habitat alaminya.
Burung Cendrawasih Merah / Red Bird of Paradise (Paradisaea rubra) di hutan Raja Ampat
Sejauh ini ada 41 spesies Burung Cendrawasih atau Burung Surga yang dikenal dalam dunia sains. Kebanyakan tinggal di Papua. Keindahan warna bulu dan kemampuannya berdansa sering menyebabkan burung ini menjadi sasaran perburuan satwa liar. Pemerintah dan berbagai lembaga internasional yang mengawasi perdagangan hewan telah melarang perburuan maupun perdagangan satwa liar.
Salah satu cara untuk menekan dan mencegah perburuan terhadap satwa yang dilindungi ini adalah dengan mempromosikannya sebagai daya tarik ekowisata. Wisatawan bisa berkunjung ke hutan tempat Burung Cendrawasih biasanya berkumpul dan berdansa untuk menontonnya. Warga kampung diberi pekerjaan sebagai penunjuk jalan, tukang masak, tukang pikul tas serta pengelola penginapan supaya mereka bisa memperoleh penghasilan bagi keluarga mereka tanpa harus menembak dan menjual burung tersebut.
Sebagai pemandu wisata, saya telah memandu banyak wisatawan yang khusus datang dari berbagai negara di dunia untuk melihat burung surga di berbagai hutan Papua.
Secara pribadi saya sangat beruntung karena telah melihat berbagai spesies yang hidup di Papua Barat, antara lain:
  • Cendrawasih Kuning / Lesser Birds of Paradise (Paradisaea minor)
  • Cendrawasih Merah/ Red Bird of Paradise (Paradisaea rubra)
  • Cendrawasih Raja / King Bird of Paradise (Cicinnurus regius)
  • Cendrawasih Hitam / Western Parotia (Parotia sefilata)
  • Cendrawasih Knang / Magnificent Bird of Paradise (Cicinnurus magnificus)
  • Cendrawasih 12 Antena / Twelve wired Bird of Paradise (Seleucidis melanoleuca)
  • Cendrawasih Leher Biru / Magnificent Riflebird (Ptiloris magnificus)
  • Cendrawasih Paruh Lengkung Hitam / Black Sicklebill (Epimachus fastuosus)
  • Cendrawasih Paruh Lengkung Coklat / Brown Sicklebill (Epimachus meyeri)
  • Cendrawasih Ekor Pita / Ribbon-tailed Astrapia (Astrapia mayeri)
Karena saya suka sekali menggambar/ melukis maka saya telah membuat sketsa beberapa spesies yang telah saya lihat tersebut. Sebenarnya bukan hanya burung yang saya gambar.
Ada juga bunga, perahu, pemandangan alam serta gambar manusia. Berikut ini adalah gambar seorang perempuan yang duduk di tepi pantai sambil menikmati keindahan matahari terbenam. Ulasan tentang gambar ini bisa dilihat di blog saya yang lain yakni wildlife-drawing.blogspot.com.
Gambar Perempuan Memandang Senja
Jila Anda tertarik menonton secara langsung burung Cendrawasih di hutan Papua, silahkan menghubungi saya lewat email: leororing@gmail.com atau pesan teks di whatsapp: +6281332245180.

Wednesday, November 23, 2016

Rumah Kaki Seribu

Rumah Kaki Seribu
Saya baru saja berkunjung ke Pegunungan Arfak selama 5 hari 4 malam. Selama di sana, saya bertemu dengan penduduk setempat yang tinggal di sekitar Danau Anggi. Saya juga sempat menginap selama beberapa hari di rumah tradisional mereka yang dikenal dengan nama Rumah Kaki Seribu. Suhu udara di sana sangat dingin sekali dan bahkan bisa mencapai di bawah 15 derajat Celcius. Tentu saja saya menggigil kedinginan di malam hari. Di dalam rumah tradisional ini, masyarakat asli Papua tersebut menyalakan api yang berfungsi untuk memasak makanan sekaligus menghangatkan ruangan. Sayang sekali rumah tradisional ini tidak memiliki cerobong asap. Saat api menyala, asap akan mengisi seluruh ruangan. Mata saya dan kawan-kawan yang naik dari kota Manokwari terasa pedih sekali.
Rumah tradisionalnya sederhana sekali tapi saya merasakan kenangan indah selama menginap beberapa hari dengan penduduk setempat. Mereka baik sekali dan memperlakukan kami sebagai bagian dari anggota keluarga.
Agar pembaca bisa memiliki gambaran mengenai seperti apa rumah kaki seribu tersebut, saya telah membuat sketsa digital menggunakan aplikasi Autodesk Sketchbook.

Tuesday, June 14, 2016

Burung Taun-taun Lambang Cinta Sejati

Selain menggambar menggunakan media tradisional seperti pensil grafit, pensil arang (charcoal), pensil warna cat air (watercolour pencils); saya juga sering membuat illustrasi digital menggunakan software inkscape. Ini adalah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran karena bukan lagi pensil yang saya pegang melainkan mouse.

Dari sejumlah gambar vektor yang pernah saya buat, salah satunya tentang sepasang burung Taun-taun yang terbang di atas Pulau Papua dan bisa dilihat di depiksi di atas. Ini adalah logo untuk situs wildlife-papua.com. Situs wildlife-papua tersebut dibangun untuk mempromosikan pelestarian alam, dan pemberdayaan ekonomi lewat ekowisata. Ini sangat penting karena saya menyadari bahwa lingkungan hutan dan kawasan laut serta terumbu karang tempat masyarakat adat itu berada merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga dan dipelihara sampai kapanpun.
Berikut ini, adalah gambar vektor dari burung taun-taun tersebut yang tersedia di toko online Alam Lestari. Gambar tersebut tersedia dalam produk lainnya seperti tas (tote bag), casing ponsel, t-shirt dan lain-lain. Silahkan klik gambar di bawah, untuk Anda yang berminat membelinya.
Burung Taun-taun Lambang Cinta Sejati
Alasan saya menggunakan burung taun-taun adalah karena burung ini merupakan lambang cinta sejati yang dikenal oleh masyarakat Papua. Burung taun-taun banyak ditemukan di hutan-hutan Papua, Maluku dan pulau-pulau besar maupun kecil di kawasan Samudra Pasifik. 
Burung taun-taun kerap dijumpai terbang berpasangan, bergerombol serta sendirian. Kalau burung taun-taun tersebut sudah memiliki pasangan hidup, mereka akan terbang bersama mencari buah-buah hutan untuk dimakan. Biji-bijian yang mereka tebar ke sudut-sudut hutan nanti akan tumbuh menggantikan pohon-pohon yang telah tumbang karena lanjut usia. 
Jika salah satu dari pasangan itu mati (entah karena sakit, atau ditembak pemburu) maka pasangan yang bertahan hidup akan terbang sendiri seumur hidupnya. 
Inilah yang menjadi dasar pemilihan burung taun-taun sebagai logo dari wildlife-papua.com. Bergerombol, berpasangan maupun sendirian, saya bertekad untuk mendukung pelestarian alam Papua dan pemberdayaan masyarakat adat lewat program ekowisata.
Ini adalah wujud kecintaan dan rasa syukur saya buat Tanah Papua tempat di mana saya dilahirkan dan dibesarkan meskipun kedua orang tua saya berasal dari Minahasa.


Wednesday, May 25, 2016

Kupu-kupu Dua Mata

Di bawah ini adalah gambar vektor dari kupu-kupu dua mata yang dalam bahasa Inggris disebut The Silky Owl butterfly. Dalam bahasa Latin namanya Taenaris catops.
Saya "menggambarnya" menggunakan software Macromedia Freehand MX. Ketika itu saya baru belajar menggambar secara digital menggunakan laptop dan mouse. Meskipun prosesnya lebih lama, ternyata gambar digital bisa dibuat dengan hasil yang baik.


Kupu-kupu dua mata ini sering saya lihat ketika memandu wisatawan di hutan Papua selama beberapa hari. Ada juga satwa liar lain yang kami lihat seperti burung Cendrawasih, Lao-lao (sejenis kanguru) dan rusa.
Nah, jika Anda ingin melihat kupu-kupu dan satwa liar di habitat alaminya, datanglah ke Papua.

Tuesday, May 24, 2016

Saatnya Panen

Ini adalah gambar seorang petani tradisional di Pulau Jawa, Indonesia. Dia sedang bekerja memanen hasil pertanian di kebunnya. Saya membuat gambar ini beberapa tahun yang lalu saat masih tinggal di kota Malang - Jawa Timur. Kota itu memiliki udara yang sejuk dan dikelilingi oleh lahan pertanian yang produktif. Saya menggunakan pensil warna untuk membuatnya. Saya lupa nama perusahaan pembuat pensil itu. Mungkin Faber-Castell.

Gambar ini telah berada di dalam sebuah kotak karton, bersama-sama dengan lukisan-lukisan saya yang lain, selama bertahun-tahun. Saya senang sekali melihatnya masih dalam keadaan baik. Saya merasa perlu membagikannya di blog ini.