Translate

Tuesday, June 14, 2016

Burung Taun-taun Lambang Cinta Sejati

Selain menggambar menggunakan media tradisional seperti pensil grafit, pensil arang (charcoal), pensil warna cat air (watercolour pencils); saya juga sering membuat illustrasi digital menggunakan software inkscape. Ini adalah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran karena bukan lagi pensil yang saya pegang melainkan mouse.

Dari sejumlah gambar vektor yang pernah saya buat, salah satunya tentang sepasang burung Taun-taun yang terbang di atas Pulau Papua dan bisa dilihat di depiksi di atas. Ini adalah logo untuk situs wildlife-papua.com. Situs wildlife-papua tersebut dibangun untuk mempromosikan pelestarian alam, dan pemberdayaan ekonomi lewat ekowisata. Ini sangat penting karena saya menyadari bahwa lingkungan hutan dan kawasan laut serta terumbu karang tempat masyarakat adat itu berada merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga dan dipelihara sampai kapanpun.
Berikut ini, adalah gambar vektor dari burung taun-taun tersebut yang tersedia di toko online Alam Lestari. Gambar tersebut tersedia dalam produk lainnya seperti tas (tote bag), casing ponsel, t-shirt dan lain-lain. Silahkan klik gambar di bawah, untuk Anda yang berminat membelinya.
Burung Taun-taun Lambang Cinta Sejati
Alasan saya menggunakan burung taun-taun adalah karena burung ini merupakan lambang cinta sejati yang dikenal oleh masyarakat Papua. Burung taun-taun banyak ditemukan di hutan-hutan Papua, Maluku dan pulau-pulau besar maupun kecil di kawasan Samudra Pasifik. 
Burung taun-taun kerap dijumpai terbang berpasangan, bergerombol serta sendirian. Kalau burung taun-taun tersebut sudah memiliki pasangan hidup, mereka akan terbang bersama mencari buah-buah hutan untuk dimakan. Biji-bijian yang mereka tebar ke sudut-sudut hutan nanti akan tumbuh menggantikan pohon-pohon yang telah tumbang karena lanjut usia. 
Jika salah satu dari pasangan itu mati (entah karena sakit, atau ditembak pemburu) maka pasangan yang bertahan hidup akan terbang sendiri seumur hidupnya. 
Inilah yang menjadi dasar pemilihan burung taun-taun sebagai logo dari wildlife-papua.com. Bergerombol, berpasangan maupun sendirian, saya bertekad untuk mendukung pelestarian alam Papua dan pemberdayaan masyarakat adat lewat program ekowisata.
Ini adalah wujud kecintaan dan rasa syukur saya buat Tanah Papua tempat di mana saya dilahirkan dan dibesarkan meskipun kedua orang tua saya berasal dari Minahasa.


Wednesday, May 25, 2016

Kupu-kupu Dua Mata

Di bawah ini adalah gambar vektor dari kupu-kupu dua mata yang dalam bahasa Inggris disebut The Silky Owl butterfly. Dalam bahasa Latin namanya Taenaris catops.
Saya "menggambarnya" menggunakan software Macromedia Freehand MX. Ketika itu saya baru belajar menggambar secara digital menggunakan laptop dan mouse. Meskipun prosesnya lebih lama, ternyata gambar digital bisa dibuat dengan hasil yang baik.


Kupu-kupu dua mata ini sering saya lihat ketika memandu wisatawan di hutan Papua selama beberapa hari. Ada juga satwa liar lain yang kami lihat seperti burung Cendrawasih, Lao-lao (sejenis kanguru) dan rusa.
Nah, jika Anda ingin melihat kupu-kupu dan satwa liar di habitat alaminya, datanglah ke Papua.

Tuesday, May 24, 2016

Saatnya Panen

Ini adalah gambar seorang petani tradisional di Pulau Jawa, Indonesia. Dia sedang bekerja memanen hasil pertanian di kebunnya. Saya membuat gambar ini beberapa tahun yang lalu saat masih tinggal di kota Malang - Jawa Timur. Kota itu memiliki udara yang sejuk dan dikelilingi oleh lahan pertanian yang produktif. Saya menggunakan pensil warna untuk membuatnya. Saya lupa nama perusahaan pembuat pensil itu. Mungkin Faber-Castell.

Gambar ini telah berada di dalam sebuah kotak karton, bersama-sama dengan lukisan-lukisan saya yang lain, selama bertahun-tahun. Saya senang sekali melihatnya masih dalam keadaan baik. Saya merasa perlu membagikannya di blog ini.

Monday, May 23, 2016

Pikul Semen

Suatu hari setelah memandu seorang wisatawan Jerman bernama Katja menikmati kegiatan snorkeling di Pulau Raimuti, saya mengantarnya kembali ke kota Manokwari. Kebetulan saat itu waktu menunjukkan pukul 02.00. Kami menyempatkan diri berkunjung ke rumah, Niko Asaribab - seniman Papua yang tinggal di kawasan Pelabuhan Anggrem. Karya-karyanya sebagian besar berupa ukiran dari kayu. Ada juga lukisan tentang pemandangan bawah laut terutama terumbu karang dan ikan-ikan tropis.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam di situ, kami melanjutkan perjalan kami ke pelabuhan Anggrem. Di situ ada beberapa kayu yang merapat di dermaga. Ada tumpukan Semen Tonasa tak jauh dari tempat kami berdiri. Matahari bersinar penuh dan langit cerah. Suasana saat itu terasa panas. Dan saya melihat seorang buruh angkut barang yang memikul semen untuk dimuat ke kapal. Ada satu sak semen tergeletak begitu saja di dermaga kayu. Mungkin semen itu jatuh dari punggung salah satu buruh yang bekerja.
Saya membuat sebuah gambar tentang pemandangan di pelabuhan Anggrem itu. Pelabuhannya sangat sederhana. Beberapa tahun kemudian, pelabuhan itu telah berubah menjadi pelabuhan rakyat dengan konstruksi beton, lantai paving block. Pelabuhan yang baru tersebut saya dengar telah diresmikan oleh Presiden Indonesia Jokowi.
Kini suasana pelabuhan rakyat yang serba sederhana telah hilang. Setidaknya saya telah membuat sebuah gambar tangan berukuran kecil sebagai kenang-kenangan.

Friday, May 20, 2016

Lukisan Cat Air Burung Surga

Setelah membuat sketsa Burung Cendrawasih beberapa waktu yang lalu, langkah selanjutnya adalah mewarnainya agar karya seni ini nampak lebih bagus. Saya pakai Pensil Warna Cat Air ( Derwent Watercolour Pencils). Jadi saya bisa mengarsir atau mewarnai gambar layaknya seperti menggunakan pensil warna biasa. Tapi selanjutnya saya bisa menggunakan kuas kecil yang telah dicelup sedikit ke dalam air dan menyapukannya ke permukaan gambar yang telah diwarnai untuk menciptakan efek sapuan kuas.


Efek sapuan kuas basah mengakibatkan warna mengisi permukaan kertas secara lebih merata. Untuk menghemat waktu maka saya tidak mengarsir sketsa yang ada. Saya langsung menggunakan pensil itu sebagai cat air. Caranya mudah saja. Setelah mencelupkan kuas ke air, saya menyapukannya ke ujung pensil sesuai dengan warna yang saya kehendaki. Selanjutnya saya menyapu permukaan sketsa yang hendak diwarnai. Pekerjaan ini berisiko merusak gambar karena kerta saya saya pakai lebih tipis dari yang diperuntukan bagi lukisan cat air. Dengan penuh kehati-hatian dan kesabaran, akhirnya saya bisa menyelesaikan lukisan tersebut. Semoga Anda menyukainya.
Lukisan Cat Air Burung Cendrawasih
Sketsa Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih Merah
Gambar Vektor Cendrawasih Merah

Monday, May 16, 2016

Sketsa Burung Cendrawasih

Baru saja saya menyelesaikan satu lagi sketsa tentang Burung Cendrawasih. Saya memakai pensil Staedtler 2B untuk mengerjakannya. Kemudian saya memotretnya dan mengolahnya di komputer. Sayang sekali, hari sudah malam ketika saya mengambil foto sketsa tersebut. Akibatnya, kualitas gambar yang dihasilkan tidak terlalu terang.

Sketsa ini akan saya olah lagi dengan mewarnainya menggunakan cat air. Jika sudah jadi, saya akan menceritakannya di blog ini.
Secara umum, dunia ilmu pengetahuan mengenal adanya 41 spesies burung cendrawasih. Sebagian besar hidup di hutan Papua. Mereka memakan buah dan menyebarkannya ke seluruh penjuru hutan. Oleh karena itu burung Cendrawasih memiliki peran yang penting dalam menjaga kelestarian ekosistem hutan hujan tropis tempat ia hidup dan berkembang.
Baca juga:

Sunday, May 15, 2016

Gembok

Saya baru saja upload sebuah gambar ke Tropical Art. Kali ini saya tidak menggambar burung, bunga atau satwa liar. Yang saya unggah adalah grafik vektor "gembok" yang saya buat menggunakan Inkscape. Ini adalah benda yang terbuat dari besi dan setiap hari saya pegang. Saat membuka toko, saya akan mengambil kunci dari gantungan dan menuju ke pintu utama lalu memasukkan kunci tersebut ke dalam gembok. Setelah gembok terbuka saya akan mengeluarkannya dari lubang kaitan di dua daun pintu besar yang menutup toko. Kemudian pintu saya dorong dan mulailah saya bekerja sebagai seorang pemilik toko yang melayani pembeli mulai dari air mineral hingga lilin.
Grafik Vektor "Slot" versi Inkscape - kalau ini saya gambar pakai laptop dan mouse

Di malam hari, saya akan mengambil gembok ini kembali dan menggantungnya ke pintu utama toko sebelum menguncinya. Kegiatan ini merupakan salah satu dari aktivitas rutin selama beberapa tahun terakhir.
Bila saya sedang bekerja di luar rumah (sebagai pemandu wisatawan) maka saya akan berada di tengah hutan Papua atau di pulau-pulau terpencil di Raja Ampat, Teluk Cendrawasih atau di Teluk Triton selama beberapa hari. Oleh karena itu, tanggung jawab menggunakan gembok ini ada di tangan seorang karyawan saya.
Sketsa Gembok, kalau yang ini hasil goresan tangan

Sebenarnya istilah gembok kurang dikenal di Papua. Masyarakat di sini sudah terbiasa menggunakan kata 'slot.' Kata ini berasal dari bahasa Belanda "slot atau hangslot" yang artinya sama dengan gembok. Nah, sebagai penghargaan saya untuk jasa dari slot tersebut dalam menjaga keamanan toko saya saat ditutup maka saya buat sketsa dan gambar vektor dari slot tersebut, hehehe.....
Oh ya, hampir lupa. Saat saya sedang membuat sketsa pensil dari slot tersebut, saya ditemani oleh seorang perempuan muda berdarah Jerman. Dia bekerja sebagai guru di Cina. Waktu itu dia sedang berlibur di Manokwari. Dia duduk di hadapan saya sambil bercerita tentang berbagai hal. Akhirnya saya beri sejumlah penjelasan mengenai lokasi snorkeling di Perairan Manokwari dan trekking di hutan Pegunungan Arfak. Perempuan Jerman ini jalan-jalan seorang diri di papua. Dia pun mau bermalam di hutan Warmarway di Pegunungan Arfak untuk menonton burung Cendawasih. Tentunya dia tidak seorang diri. Saya sudah telpon pemandu lokal di kampung Warmarway bersama-sama dengan beberapa anak perempuan setempat untuk menemaninya selama di hutan. Waduh! Saya lupa namanya.